Selasa, 27 Mei 2008

KISI-KISI
Perkebunan Buah Naga Merah
Artikel Terkait:
Sukses Berkebun Durian
Perkebunan Salak Pondoh
Buah Naga : Bermanfaat dan Bernilai Ekonomi Tinggi
Berita HOT:
NEWSRazia PSK, Puluhan ABG Terjaring
PROGRAMAmanda Anak Ajaib
NEWSPria Tewas, Tertabrak Kereta Api
NEWSKeluarga Pengedar Sabu DitangkapReporter : Fella Sumendap, Yadi SupyandiJuru Kamera : Medi KuswadiPenyunting Gambar : Yogya HarmokoLokasi : Ciapus, Bogor, Jawa BaratTayang : 21 Februari 2008 Pukul 12.30 WIB
Ini merupakan buah naga merah. Buah yang banyak dicari warga etnis Tionghoa untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Buah naga ini banyak dicari dalam rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek, hingga puncaknya, pada perayaan Capgomeh, yang dilakukan 15 hari setelah Tahun Baru Imlek.
Perkebunan buah naga merah antara lain terdapat di kawasan Ciapus, Bogor, Jawa Barat. Kawasan ini memang sangat cocok sebagai lokasi pengembangan agribisnis, karena tanahnya subur dan pasokan airnya cukup, Karena itu tidak heran bila di kawasan ini banyak terdapat kebun buah dan kolam ikan.
Kawasan Ciapus, Bogor, dari Jakarta dapat dicapai selama dua jam perjalanan, melalui jalan tol Jakarta � Bogor. Keluar pintu tol Bogor, mengambil arah ke Bogor Timur menuju kawasan Empang. Setelah melewati kawasan Pancasan, menyusuri jalan kearah Ciapus.
Sesampai di Ciapus, saya mencari lokasi perkebunan buah naga, dengan bertanya ke penduduk setempat. Saya kemudian diantar menuju kebun buah naga, yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan berjalan kaki. Perjalanan melintasi kawasan perkebunan rakyat yang hijau.
Setelah berjalan sekitar 5 menit, kami tiba di lokasi perkebunan buah naga. Inilah kebun buah naga, sekilas bentuk pohonnya seperti pohon kaktus yang berduri tajam.
Daniel telah menanam pohon buah naga merah sejak satu setengah tahun lalu. Pohon buah naga merah dapat tumbuh di berbagai lokasi, baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Panen buah naga merah terjadi saat Tahun Baru Imlek, yang biasanya musim hujan. Karena itu, untuk berkeliling kebun, sayapun harus menggunakan payung, agar tidak kehujanan.
Di lahan seluas satu hektar ini ditanam lebih dari seratus pohon buah naga. Pohonnya seperti perdu dan tumbuh menjalar. Di butuhkan tiang-tiang penyangga untuk menahan pohon buah naga.
Pohon buah naga berbuah setahun dua kali. Perlu tangga khusus untuk memanen buah naga, karena tiang penyangga pohonnya tinggi, sekitar satu setengah meter.
Pohon buah naga merah tergolong tanaman bandel yang tidak memerlukan perawatan intensif. Cukup di beri pupuk kandang sebulan sekali, pohonnya tumbuh subur. Setiap minggunya, lingkungan sekitar pohon di bersihkan dari gulma dan rumput liar untuk menghindari penyakit tanaman.
Buahnya yang berwarna merah dan kulitnya bersisik membuat buah ini disebut buah naga. Ciri-ciri buah yang telah matang siripnya lebar dan bila ditekan kulitnya terasa empuk.
Buah yang telah dipanen dikumpulkan di pondokan di kebun. Disinilah buah naga merah disortir sebelum dijual ke konsumen. Sayapun tertarik untuk melihat bentuk dalam buah naga dan mencicipi rasanya.
Buah naga merah dipasarkan melalui toko buah dan pasar swalayan. Namun ada juga konsumen yang datang langsung ke kebun untuk membeli buah ini. Harganya per kilogram sekitar 20 ribu rupiah. Setiap kilogram biasanya terdiri dari dua hingga 3 buah naga merah.
Sebelum pulang dari kebun, saya diajak mas Daniel dan keluarga makan di pondokan di kebun, sekaligus mencicipi buah naga merah sebagai makanan penutup. Cuaca yang dingin dan suasana perkebunan yang masih asri, memancing selera makan saya. (Helmi Azahari/Ijs)

Tidak ada komentar: